Saya kira saya sudah berselancar cukup aman. Membaca portal berita di internet dan melihat berbagai inspiransi fashion setiap pagi saya lakukan. Forum berita dan politik di Kaskus sudah seperti morning paper bagi saya. Tentu juga Twitter. Semua rangkuman peristiwa ada disana. Oh! Saya melihat satu berita yang sangat menarik perhatian.
Tweet dari @jokoanwar, ya si sutradara Modus Anomali itu, dia memposting suatu link dari situs Tempo.
Saya membukanya. Disana tertulis tentang Menteri Agama yang ngambek gara-gara pidatonya terpotong adzan. Semakin menarik. Ternyata memang tertulis di ayat suci bahwa boleh menunda adzan ketika ada tamu baik sesama muslim atau khafir. Tapi kalaupun kejadian itu sudah terlanjur, seharusnya pak menteri memaklumi dan diam. Bukankah begitu yang sering diajarkan? Diam dan jangan berisik saat ada adzan? Dan tentunya sikap diam tersebut tidak disertai sikap langsung menyudahi pidato alias ngambek.
Ah sudahlah...lanjut ke berita lain. Saya membuka Kaskus. Menjadi perbincangan rupanya formulir masuk SMP di Aceh. Pasalnya disana mengharuskan mengisi ukuran penis dan payudara dan melingkari gambar mana yang sesuai. Sounds lebay ya, tapi seketika lemas setelah membacanya. Bagaimana tidak?! Tempo hari ada tes keperawanan bagi siswi SMA di daerah Jawa. Sekarang ukuran penis dan payudara jadi masalah.
Saya teringat bagaimana saat SD kelas 6 ada teman saya yang menstruasi dan kami yang perempuan-perempuan membicarakannya dengan malu-malu. Berbisik. Hal seperti itu lanjut sampai SMP kelas 1. dan kemudian menjadi hal yang biasa baru saat kelas 2. karena sudah banyak yang mens juga penyuluhan dari guru. Yaah saya tidak tahu sihh keadaan anak jaman sekarang sudah seperti apa, mengingat majunya teknologi jaman sekarang. Apa mereka sudah lebih terbiasa dengan hal seperti itu atau tidak. Tapi menurut saya tetap saja hal tersebut masih tabu untuk anak SMP, dimana masih peralihan antara anak kecil dan anak baru gede :D . Juga tentang gambar yang harus dilingkari, itu terlalu frontal. Alih-alih untuk tes kesehatan, justru sebagai pornografi. Saya menjadi lemas memikirkan peraturan demi peraturan yang tidak seharusnya diatur sedangkan masih banyak yang masih diatur. Mengambil istilah anak jaman sekarang, pemerintah sepertinya sudah salah fokus.
Duh! Bagaimana kabar anak saya kelak yaa?
Kembali ke Twitter. Saya melihat tweet dari tante @trinitytraveler. Ada seorang traveler Jerman berkata bahwa semiskin-miskinnya negara Guatemala, masih lebih jelek rumah orang miskin di Indonesia.
Jemari saya sontak ingin menari untuk meng-RT tweet tersebut. Bukan bermaksud bangga tapi agar lebih banyak yang sadar akan kondisi negara tertjinta ini dan pandangan bangsa asing terhadap negara ini.
Namun saya terdistraksi oleh kutek jari kiri saya. Warnanya merah maroon. Bagus tapi rupanya sudah terkelupas lumayan besar. Mungkin negara ini seperti kutek saya. Bagus tapi sayang sudah rusak. Biarpun masih ada yang belum terkelupas tapi yang terkelupas inilah yang dilihat bangsa asing. Kalaupun ditiban kembali tetap saja terlihat cacatnya. Kalau mau mesti dibersihkan semua baru dicat kembali :)
0 komentar:
Posting Komentar