04/05/22

Sehari di Tana Toraja

Diposting oleh iylmagination di 00.21 0 komentar
Sarapan kali ini terasa berbeda. Sambil menyantap roti dan coklat panas di sebuah minimarket di Rantepao, terdengar sayup-sayup suara pendeta menyampaikan khotbah dari suatu gereja. Biarpun berbanding terbalik dengan kondisi di Jakarta tapi Gw sangat yakin ini bukan bagian dari halusinasi karena kondisi yang kurang fit akibat semalam tidur tidak nyenyak.
Gw berangkat dari Makassar pukul 21.30 naik bis Litha dengan biaya tiket Rp. 200.000. Kebetulan kursi di samping Gw kosong tapi walau mendapat ruang yang lega nyatanya tetap tidak mendukung kualitas tidur Gw. Mungkin ada pengaruh karena perasaan was-was ke tempat baru apalagi berapa kali sinyal handphone tidak ada. Setidaknya Gw tidak mual atau lebih parahnya lagi muntah.
Makassar-Toraja ditempuh selama 8 jam sehingga sampai di Rantepao kurang lebih pukul 6 pagi.
Begitu memasuki Toraja, tampak rumah warga selalu ada desain membentuk salib. Tentu saja gereja sangat banyak. Terlebih dengar khotbah pagi-pagi dengan pengeras suara, bukan kondisi yang biasa Gw jumpai sehari-hari.


1. Kaana Toraya Coffee

Gw berjalan kaki dari kantor polsek Rantepao, tempat pemberhentian bis, menuju ke Kaana Toraya. Di tengah-tengah perjalanan, Gw membeli kartu sim dengan provider lain yang Gw harapkan sinyalnya akan lebih baik dari kartu sim utama Gw.

Gw memesan kopi juga nasi goreng. Rasanya roti tadi tidak cukup untuk sarapan hehe. Kopinya enak juga suasana tempatnya. Kedai kopi ini direkomendasikan oleh seorang teman. Terima kasih rekomendasinya, R!

pintu masuk Kaana Toraya

2. Pasar Tedong Bolu

Gw baru tahu saat itu juga kalau sedang ada hari pasar di Bolu. Sebelum pergi, Gw membeli kopi bubuk untuk bekal ngopi di rumah.
Pasar Bolu dapat dijangkau dengan angkot. Angkot di Toraja sekilas seperti mobil pribadi tapi plat-nya berwarna kuning. Ongkosnya berkisar Rp. 5000-10.000. 

Angkot tidak bisa sampai di pasar persis. Lokasi terdekat adalah turun di jembatan Bolu lalu berjalan kaki. Pasar ini terletak di tanah kosongPasar didominasi oleh laki-laki. Pasar ini khusus diselenggarakan untuk jual-beli kerbau. Dalam bahasa Toraja tedong berarti kerbau.

Sebenarnya sudah pernah tahu soal harga kerbau Toraja yang fantastis tapi baru ini melihat langsung bentuknya. Menurut salah seorang warga yang Gw tanya, makin unik warna badan dan mata kerbau makin mahal-lah harga jualnya. Oya, Gw baru tahu ada kerbau yang matanya putih.

penjual kerbau menanti pembeli

3. Ke'te Kesu'

Ke'te Kesu' sangat ramai hari itu. Sudah dapat diprediksi dari antrian panjang di loket tiket. Setelah menyerahkan uang Rp. 15.000 untuk tiket masuk, Gw bisa melihat tongkonan. Dari tongkonan jalan kaki menuju belakang toko-toko souvenir maka akan ditemui kuburan yang berbentuk rumah dan jika berjalan lagi kuburan yang diletakkan di tebing. Kuburan yang berbentuk rumah katanya biasanya untuk yang 1 keluarga. Banyak karangan bunga dibiarkan terletak di sekitar kuburan.

Kuburan yang terletak di tebing dilalui dengan menaiki anak-anak tangga yang sempit juga sedikit licin. Setelah naik tangga, lurus terus akan ditemui goa di ujung jalan. Terdapat guide yang siap mengantar ke dalam. Cukup membayar dengan seikhlasnya untuk jasa guide tapi ditarik biaya Rp. 30.000 untuk sewa senter. Gw sempat bercanda kalau pakai senter dari handphone saja tapi sepertinya mereka lagi tidak mau bercanda karena mukanya datar haha. Gw sebenarnya penasaran tapi campur takut karena gelap dan suasana yang mistis. Belum lagi Gw seorang diri, tidak ada pengunjung lain.

jalan masuk menuju goa

wadah biaya masuk goa ditaruh di depan goa

Gw ngopi sebentar di kedai kopi sebelum melanjutkan perjalanan ke Desa Lemo. Kedai ini mengarah langsung ke tebing. Ngopi dengan pemandangan masa depan :)

4. Kuburan Batu Lemo

Matahari tepat di atas kepala waktu Gw menuju Lemo. Hasil dari ngobrol dengan supir angkot, Gw disarankan untuk makan siang dulu di warung. Katanya pamarrasannya enak. Dan betul enak! Gw pesan pantollo pamarrasan. Pamarrasan itu kluwek kalau di Jawa makanya tampilan masakan ini berwarna hitam. Olahan pamarrasan ada banyak sebenarnya tapi Gw memilih yang belut. Untuk minumnya Gw pilih jus tamarillo atau jus terong belanda. Seger!

pantollo pamarrasan

Selama makan Gw berbincang dengan pemilik tempat makan. Kebetulan saat itu sedang sepi pelanggan. Mungkin karena tampilan Gw yang 'turis banget' dengan carrier segede gaban. Jadi, beliau bertanya Gw darimana dan percakapan pun bergulir ke topik-topik lain.

Tidak jauh dari tempat makan itu, sudah jalan masuk menuju kuburan batu. Bisa jalan kaki atau naik ojek. Masuk ke lokasi dikenai biaya sebesar Rp. 5.000 saja.

Berbeda dengan Ke'te Kesu, di sini sangat sepi. Gw satu-satunya pengunjung. Lagi-lagi Gw merasa serem apalagi berlama-lama. Kuburan tebing di sini dekat dengan persawahan. Pemandangannya indah.


Untuk keluar ke arah jalan besar, Gw kembali berjalan kaki. Kemudian disapa oleh seorang pria, ditanya akan kemana. Gw bilang : "Mau ke patung Yesus". Beliau menawarkan tumpangan karena katanya searah dengan tujuannya. Dengan naik VW, Gw diantar ke patung Yesus yang ternyata disebut Burake. 
Beliau juga bukan hanya mengantar di jalan masuk tapi akhirnya ikut sampai ke atas. Jalanan menuju patung berkelok-kelok dan elevasinya lumayan. 
Memang patung ini lokasinya tinggi dan pemandangannya bagus sekali! 

mulai mendung

Tiba-tiba langit jadi mendung dan angin bertiup kencang. Untung sudah puas mengambil gambar. Buru-buru kami turun dan karena Gw tidak menginap di Toraja, jadi Gw langsung menuju tempat bis. Kembali Gw diantar oleh pria tersebut. Baiknya :')
Semoga perbuatan baiknya diberi balasan oleh semesta!

Atas rekomendasi supir ojek online, Gw mencoba bis Primadona untuk menuju Makassar. Lagi-lagi Gw kehabisan jenis sleeper :(
Dan karena pengalaman kurang tidur, Gw memutuskan untuk upgrade. Gw lupa jenis bangkunya, yang Gw ingat hanya Gw harus menambah Rp. 50.000 lagi dari jenis standar. Dan beruntungnya Gw, tiba-tiba kursi Gw ditukar dengan yang paling depan! Lumayan lebih lega dan kan asyik bisa lihat pemandangan biarpun gelap ya.
Gw pun tidur nyenyak sepanjang jalan.


Sampai di Makassar masih pagi buta, Gw memutuskan untuk ngopi dan makan mie instan sambil bertukar cerita dengan bapak penjaga warung. Selama di Toraja juga Gw banyak ngobrol dengan warga lokal. Kebanyakan mereka kaget kenapa Gw berani bisa pergi sendiri ke Toraja. 
Awalnya Gw menjelaskan panjang lebar tapi akhirnya Gw jawab kenapa harus takut kan immanuel.

Immanuel, Tuhan beserta kita :)
 

IYLMAGINATION Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea